Ki Momo (Dalang Anak)

Lakon Istimewa Persembahan Dalang Anak, Ki Momo

Penampil yang satu ini membawakan konsep unik dan berbeda dengan yang lain. Jika penampil lain memeriahkan Ngayogjazz dengan bernyanyi atau bermain instrumen, wayang justru dipilih menjadi medium yang akan ditampilkan di pergelaran Ngayogjazz 2019 lho Honn.

Wayang, sebagai salah satu seni tradisi, dikenal sebagai pertunjukkan bayangan bergerak. Wayang sendiri seringkali dianggap sakral dan kompleks, bahkan rata-rata dalang yang merupakan lakon utama yang menceritakan kisah dalam wayang ini didominasi oleh orang-orang yang berusia diatas 30 tahun. Lantas apa jadinya jika wayang ini dimainkan oleh seorang anak umur 6 tahun? Hal ini lah yang akan ditampilkan oleh Moissani Abyan Ardita Putra yang memiliki nama panggung Ki Momo.

Dalang kelahiran tahun 2013 asli Bantul ini, akan menemani perjalanan ibadah jazz sedulur sekalian di desa Sidorejo, Kwagon. Putra sulung dari pasangan Thomas Argo dan Firstyani Riandita ini masih duduk ditingkat taman kanak-kanak, lebih tepatnya di TK N Pembina Bantul, dan belajar dunia dalang di usia yang masih sangat belia. Walau usianya yang masih begitu muda, tidak melunturkan kecintaannya pada wayang bahkan sudah memiliki koleksi sendiri.

Proses Ki Momo untuk menjadi dalang tidaklah instan, berawal dari belajar otodidak kemudian mengasah kemampuannya di Sanggar Lohjinawi. Semangatnya untuk melestarikan tradisi patut ditiru lho Honn, bahkan Ki Momo sendiri bercita-cita menjadi dalang sukses yang dapat menggelar pergelaran wayang sendiri. Dalang cilik ini yang mengidolakan Ki Seno Nugroho sebagai panutan ini, akan menyungguhkan kita dengan lakon yang dibawakan khusus untuk pergelaran yang akan digelar di desa Sidorejo, Kwagon. Mari Honn datang dan apresiasi penampilan dalang cilik ini di Ngayogjazz 2019!