Basahnya jalan yang terguyur oleh hujan sejak maghrib membuat hawa dingin tidak terelakkan. Ketika nginguk tanggalan ternyata sudah menunjukkan tanggal 19 November 2021, berarti sudah wayahe ada syukuran di desa iklim Karang Tanjung. Sekitar pukul 19.00 beberapa orang-orang sudah mulai berkumpul di pendopo Desa Karang Tanjung untuk menunggu berlangsungnya acara.
Setelah menunggu semuanya berkumpul dan lengkap, acara dimulai. Semua sudah melipat kaki dan duduk tegap pertanda siap untuk berdoa. Ketika hawa sedang sejuk-sejuknya, semua siap untuk dimulai. Seperti biasanya, prosesi ini dimulaidengan salam dan juga beberapa sambutan dan harapan agar nantinya pada saat hari pelaksanaan berlangsung dengan lancar. Setelah dibuka dengan beberapa sambutan yang menggunakan bahasa Jawa halus, pembacaan doa pun segera dilangsungkan. Pembacaan doa dibawakan dengan dua cara yang berbeda untuk melengkapi prosesi tumpengan.
Cairnya suasana dari awal sambutan hingga doa selesai membuat para penduduk siap melaksanakan ibadah nge-jazz. Tumpeng pun dipotong dan kemudian perwakilan yang hadir untuk mendukung penyelenggaran Ngayogjazz 2021. Tumpeng ini sendiri merupakan tradisi yang berlangsung sehari sebelum perayaan Ngayogjazz. Tumpeng sendiri memiliki filosofi yang cukup dalam. Berasal dari kata yen metu kudu sik mepeng (jika keluar harus bersungguh-sungguh), dapat dimaknai sebagai kesungguhan atau niat baik untuk memulai suatu prosesi atau acara. Setidaknya ada tujuh lauk yang melengkapi tumpeng, tujuh atau pitu yang dimaknai sebagai pitulungan (pertolongan) yang berarti memohon pertolongan kepada sang Pencipta. Jero to honn maknane?
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan sudah waktunya bagi semua yang hadir untuk kembali ke kediaman masing-masing. Sebagaimana hidup bermasyarakat yang berbudaya, semua elemen yang hadir pada malam tumpengan saling toss dan berpamitan dan ini menandakan berakhirnya tumpengan malam ini. Dengan perasaan senang dan tetap waspada, semuanya sudah siap untuk melaksanakan Ngayogjazz 2021.