Kalau sudah masuk bulan November, Jogja tak jarang diguyur hujan. Ini juga menjadi penanda dimulainya pergelaran Ngayogjazz. Persiapan sudah berjalan dari hari rabu hingga sabtu pagi menjelang acara, namun harus terlaksana meskipun basah kuyup. Hujan yang begitu deras membuat hawa di lingkungan Karang Tanjung menjadi sejuk, maka tak heran jika kondisi selaras dengan konsep Kampung Iklim Karang Tanjung.
Setelah beberapa jam, hujan reda dan persiapan pagelaran budaya Ngayogjazz 2020 secara daring kembali dilanjutkan. Hal ini tidak biasa, ini menjadi kali pertama Ngayogjazz hadir secara daring. Sebuah pemandangan yang amat jarang ketika pukul 14.00 jalan-jalan di desa begitu sepi, tidak ada kerumunan pengunjung yang menghiasi pasar jazz untuk menikmati jajanan desa. Namun ini merupakan bentuk kepedulian Ngayogjazz, untuk mencegah penyebaran Covid-19 tetapi masih tetap berusaha menaburkan semangat Ngejazz Tak Gentar kehadapan sedulur jazz semua.
Tahun pertama secara daring, membuat serdadu Ngayogjazz lebih fokus pada persiapan audio-visual untuk siaran di website. Persiapan itu terlihat di tiga panggung yang terbagi menjadi 1 panggung luring bernama Panggung Juang dan 2 panggung daring bernama Panggung Terjang dan Serentak. Kali ini cuma tiga panggung hon, agar supaya interaksinya tu hangat gitu lho. Walaupun daring dan hanya panitia dan warga yang mendapatkan akses masuk ke desa, bukan berarti Karang Tanjung tidak berdandan mempercantik diri untuk Ngayogjazz. Diantara gang-gang yang menghubungkan antara satu panggung dengan panggung lainnya, sudah tergantung rapi bendera bentuk segitiga dan anyaman bambu. Ada juga beberapa kutipan-kutipan lucu yang terpampang di tembok-tembok, padahal di sebelah kanan-kirinya itu kadang Sapi hon.
Informasi tambahan untuk honn-honn semua kalau tiga panggung Ngayogjazz kali ini berada di tempat yang aman. Yaa aman dari hujan dan tentu saja mematuhi protokol kesehatan lho hon. Kalo ndak percaya yaa cek aja di website yaa, pokoke di rumah saja hon!