Ngayogjazz telah usai honn! Siapa yang hari ini hadir seharian full sampai malam? Penampilan siapa yang jadi favorit?
Sejak pandemi mulai mendera di akhir 2019 lalu, tahun ini menjadi kali pertama digelarnya Ngayogjazz secara luring. Setelah menghadapi serangkaian PPKM yang ditetapkan pemerintah selama dua tahun belakangan ini, kehadiran konser serta hiburan publik menjadi angin segar bagi semua orang. Ngayogjazz menampung antusiasme orang-orang yang rindu dan penasaran akan festival musik dengan konsep out of the box ini. Enam panggung dengan nama-nama ikan kiranya mengobati kerinduan honn semua akan riuhnya Ngayogjazz—yang tahun lalu masih diadakan daring.
Kalau ngomongin Ngayogjazz, jangan hanya soal musik dan musisinya saja, tapi kulinernya pun tak boleh ketinggalan. Kuliner tradisional maupun modern yang tersedia di Pasar Jazz memiliki daya tarik tersendiri. Berbagai macam makanan tersedia, mulai dari makanan berat hingga kudapan ringan. Banyak ragamnya honn!
Yang lebih asik lagi, semua kuliner di pasar jazz ini dikelola sendiri oleh warga setempat. Menurut ibu-ibu di sana, dawet nila dan onde-onde nila adalah camilan khas yang dikembangkan di dusun Cibuk Kidul. Siapa yang udah pernah coba panganan unik ini? Dijamin gak ada di tempat lain! Mirip dengan dawet biasa, dawet nila teksturnya terasa lebih padat. Apa cuma itu kulinernya? Tidak dong honn. Masih banyak kuliner lainnya yang harus dicoba. Seperti onde-onde nila, lopis, jenang upih, tiwul dan salak pondoh.
Interaksi antara warga desa dengan pengunjung juga menjadi salah satu hal yang menarik. Salah seorang petani, Bapak Gregorius, mengaku senang dan menyambut baik konser musik jazz di desanya. Ia mengatakan jadi lebih tahu tentang musik jazz serta para penampil yang turut mengisi keenam panggung Ngayogjazz malam itu.
Ada beragam stand yang ada di pergelaran kali ini. Salah satu stand yang berada di dekat panggung Sepat misalnya, menawarkan beberapa makanan olahan berbahan jahe. Dari ampas minuman jahe, mereka olah limbahnya menjadi kukis asal Belanda, seperti spekulaas dan janhagel. Tak hanya itu, mereka juga berinovasi dengan mendaur ulang plastik dan kantong kresek menjadi pouch kecil dengan warna yang menarik.
Sambil menikmati alunan musik jazz dari para penampil, bisa juga sambil menikmati kuliner yang tersedia. Para penampil ndak cuma musisi lokal seperti Monita Tahalea, KuaEtnika feat. Bonita dan Barry Likumahuwa Jazz Connection. Ada juga penampil dari mancanegara seperti NJJO & Maarten Hogenhuis (Belanda) serta Gaga Gundul, Peemaï & Kolektif Gayam 16 (Perancis & Indonesia). Semua ikut bergembira di Cibuk Kidul merayakan Ngayogjazz 2022. Sampai berjumpa lagi tahun depan ya honn!
(kontributor: Windy)