Nostalgia a la Ngayogjazz

Dua minggu setelah Lekasan Pertama, Lekasan Ngayogjazz kembali digelar untuk kancaku honn semuanya. Dibuka dengan lagu Quando Quando dari Lekasan Band, Lekasan edisi kedua ini dipandu oleh tiga pemandu acara. Masih dengan Diwa Hutomo dan Simbah Unggry, kali ini formasi ikut dimeriahkan juga oleh Gundhi S SOS. Ketiga pemandu acara ini membuka acara dengan guyonan jenaka dan slengekan khas Jogja yang tentunya dirindukan oleh kancaku honn semua. Ditemani dengan iringan keyboard, para pemandu acara mulai mengundang narasumber untuk Lekasan Edisi Kedua hadir untuk berbincang-bincang.

Untuk Lekasan Edisi Kedua kali ini banyak membahas mengenai sejarah Ngayogjazz dari sudut pandang para narasumber. Untuk bintang tamu pertama adalah pak Agung, pengajar sekaligus salah satu penggiat dan penggagas komunitas Jazz Yogyakarta. Pak Agung merupakan salah satu penggiat komunitas yang sudah turut serta tampil di Ngayogjazz di tahun kedua penyelenggaraannya. Pak Agung mengungkapkan bahwa beliau senang dengan Ngayogjazz yang membawa ciri khas Jogja di dalam acaranya. Beliau juga mengharapkan bahwa nilai tersebut tidak hilang dari Ngayogjazz. Setelah bincang singkat, acara dilanjutkan dengan penampilan dari Huaton Dixie. Membawa vokalis Selma Alivia Kirani, yang masih duduk di bangku kelas enam SD, Huaton Dixie memainkan lagu Bangun Tidur versi jazz.

Bincang-bincang kemudian berlanjut dengan mengundang Lusy Laksita, salah satu pemandu acara yang sudah lama turut serta di Ngayogjazz. Pemandu acara yang akrab dipanggil Mama Lusy ini membagikan pengalamannya ketika memandu acara di Ngayogjazz. Mulai dari memandu acara di panggung yang dekat dengan pohon pisang, hingga jugangan. Ada juga cerita mengenai pengalamannya harus mengulur waktu dan berbicara di atas panggung selama 40 menit. Baginya salah satu pengalaman tak terlupakan adalah memandu acara Ngayogjazz pertama kali di Desa Wisata Tembi namun dari belakang mixer. Baginya ketika memandu acara Ngayogjazz maka jadwal lainnya dikosongkan, khusus untuk Ngayogjazz. Bincang singkat ini kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari Huaton Dixie, kali ini dengan vokalis Marcella membawakan lagu September in the Rain.

Sesi terakhir ditutup dengan Bambang Gundul sebagai narasumber. Pemandu acara sekaligus pakar klenik ini hadir dengan membuat kehebohan yang membuat trio pemandu acara Lekasan Ngayogjazz kalang kabut. Tentu semua ini hanyalah gojekan, jadi jangan terlalu serius ya kancaku honn. Pada sesi ini Bambang Gundul membagikan pengalaman mistisnya selama menjadi pemandu acara Ngayogjazz. Beliau juga menceritakan bahwa setiap pengalamannya memandu acara Ngayogjazz selalu berkesan. Senada dengan Mama Lusy, Bambang Gundul pun bahkan mengosongkan acaranya pada hari penyelenggaraan. Beliau pun berseloroh jika tetangganya meninggal pun jika ada Ngayogjazz diminta untuk ditunda dahulu. Beliau menggambarkan Ngayogjazz sebagai acara yang tidak ternilai.

Acara kemudian ditutup dengan penampilan gayeng dari Huaton Dixie serta trio pemandu acara bersama dengan Mama Lusy dan Bambang Gundul. Mulai dari lagu Ojo Mudik, Los Dol, Demi Waktu, dan Seribu Tahun dibawakan versi Lekasan Ngayogjazz. Ketinggalan penampilan gayeng semalam kancaku honn? Bisa cek penampil mereka di website Ngayogjazz lho kancaku honn. Keseruan apa lagi yang akan disungguhkan di Lekasan edisi berikutnya? Ditunggu dan disimak terus ya kancaku honn!