Siasat Jazz Tetap Bugar di Tengah Badai Pandemi

Lekasan sudah masuk ke edisi ketiga lho kancaku honn, siapa yang belum turut serta memeriahkan? Kembali lagi setelah dua minggu sebelumnya dimeriahkan oleh sedulur Etawa Jazz Club dan ditutup oleh penampilan spesial dari pranata acara JazzMbenSenen dan Ngayogjazz, Lekasan kali ini mengundang rekan dari kota tetangga untuk turut serta. Kali ini Solo Jazz Society digandeng untuk ikut dalam kemeriahan Lekasan Ngayogjazz.

Dibuka dengan penampilan dari Idaman Mertua band yang membawakan lagu Sandu, Simbah Unggry kemudian masuk sebagai pranata acara pembuka Lekasan edisi ketiga kali ini. Idaman Mertua band kemudian membawakan tiga lagu berjudul All the Things You Are, One Note Samba, dan Someday My Prince Will Come sebelum masuk ke sesi obrolan pertama bersama dengan GoodPool. Kali ini Simbah Unggry ditemani oleh Alit Jabangbayi pada sesi ini. GoodPool merupakan band yang digawangi oleh rekan-rekan komunitas. Belum lama ini GoodPool baru saja mengeluarkan lagu dengan judul A Passage About Self-Acceptance.

Setelah GoodPool tampil, pranata acara kali ini bertambah satu orang lagi yaitu Gundhi SOS yang membuat acara semakin semarak. Masuk ke sesi obrolan kedua kali ini, Lekasan Ngayogjazz mengundang rekan dari komunitas Jazz Solo (Solo Jazz Society). Dalam kesempatan kali, rekan Solo Jazz Society diwakili oleh Aditya Ong yang diundang secara daring. Aditya Ong bercerita mengenai kegiatan komunitas Jazz Solo di tengah pandemi. Aditya Ong menjelaskan mengenai aktivitas jam session setiap dua minggu sekali di Coffee Jazz Studio yang sudah dimulai lagi sejak bulan Juni dengan protokol kesehatan. Namun jumlah rekan-rekan yang turut serta masih dibatasi hanya 10 hingga 15 orang saja. Beberapa sesi dan kolaborasi pun dilakukan secara daring. Bagi Aditya Ong, hal ini memang memiliki feel yang berbeda karena lebih enak jika bertemu langsung. Hal ini juga tidak dianggap sepenuhnya negatif karena mampu menjaga atmosfir musik di Solo sekaligus menjadi sarana belajar jazz secara daring. Aditya Ong juga mengungkapkan kerinduannya untuk bertemu, srawung bareng lagi. Untuk mengobati kerinduan srawung bersama rekan di Jogja, Aditya Ong, bersama proyeknya Aditya Ong Trio, turut menyemarakkan Lekasan Ngayogjazz.

Sesi terakhir dimeriahkan oleh Everday, salah satu band yang lahir dan besar dari komunitas Jazz Yogyakarta. Everday membagikan cerita mengenai berkarya di tengah pandemi serta keputusan sedulur Jazz Jogja ini untuk mengeluarkan single selama pandemi bukan album. Sebagai band yang lahir bebarengan dengan album kompilasi komunitas Jazz Jogja, Everyday merasa bahwa pandemi digunakan sebagai kesempatan untuk produktif berkarya. Tahun ini, Everyday telah mengeluarkan lima single diantaranya I Found Love, Bebas, Ini Rindu, Pas Buat Kamu dan U (You). Terlepas dari kendala yang dialami oleh masing-masing personil yang memiliki profesi yang berbeda, namun proses berkarya terus berjalan. Lekasan edisi ketiga ini pun ditutup dari penampilan apik dari Everyday.

Oh iya, dalam beberapa kesempatan disela-sela obrolan, di layar kancaku honn nampak bakul-bakul, pedagang, yang sliweran. Kesalahan bukan ada di layar kancaku honn, tapi memang bakul tersebut ikut menyemarakkan Lekasan edisi ketiga kali ini sebagai bagian dari kuis lekasan. Pada kesempatan kali ini, kancaku honn diminta untuk mengambil layar tangkap dari bakul gethuk. Namun, tidak semua yang lewat adalah bakul gethuk lho kancaku honn karena ada juga bakul bakso dan jamu. Penasaran dengan kejutan tak terduga di Lekasan Ngayogjazz berikutnya? Oleh karena itu jangan sampai ketinggalan ya kancaku honn! Masih akan ada beberapa Lekasan lagi sebelum perayaan Ngayogjazz 2020. Ditunggu dan disimak terus ya kancaku honn!