WARTA

21
Nov

Perayaan Keberagaman Bersama Pejabat Tinggi Negara di Ngayogjazz 2015

Siang itu (21/11), suasana Desa Pandowoharjo berbeda dibandingkan hari-hari biasanya karena adanya perhelatan Ngayogjazz 2015. Ramainya isu konflik atas nama perbedaan, membuat orang jengah. Mereka membutuhkan suasana berbeda yang mampu menyegarkan mereka. Keadaan ini tentunya jauh berbeda dengan masyarakat Ngayogjazz hari ini yang sedang merayakan perbedaan dengan gembira dan gegap gempita.

Kali ini, perayaan akan perbedaan dibuka oleh sang pemimpin, Pejabat Tinggi Ngayogjazz. Pejabat Tinggi yang satu ini penampilannya mengejutkan banyak orang. Mengenakan peci, rambutnya pun sudah berganti warna, namun badannya benar-benar tinggi, lebih dari dua meter! Semua orang dibuat ternganga dengan penampilannya, apalagi saat berjalan bersama rombongan beliau mengenakan penutup mata. Meskipun begitu, sang pejabat tidaklah menakutkan, justru beliau sungguh cerdik dan jenaka sehingga mampu mengajak seluruh masyarakat yang terlibat di acara pembukaan untuk larut dalam tawa dan kebersamaan.

Sang pejabat tinggi diarak dengan riuh oleh sedulur jazz Huaton Dixie, yang memainkan instrumen tiup, dan Bergodo Prajurit, yang merupakan prajurit dari Karangtanjung dan Karangkepuh. Sebuah jam session yang menggabungkan berbagai elemen untuk merayakan keberagaman dalam pembukaan Ngayogjazz 2015. Huaton Dixie membuat suasana ramai lewat instrumen tiup logam yang memainkan lagu-lagu dolanan daerah yang ceria. Dibelakangnya diikuti iringan dari Bergodo Prajurit yang mengawal sang pejabat tinggi agar terlihat semakin gagah di hadapan masyarakatnya. Dalam beberapa kesempatan Pejabat Tinggi Ngayogjazz ini sempat membuat orang senam jantung karena akan jatuh saat melangkah, namun ternyata semua itu hanya rekaan belaka.

Di panggung Sadewa, masyarakat Ngayogjazz—yang terkumpul setahun sekali dalam peristiwa budaya Ngayogjazz—sudah tak sabar menanti pembukaan. Begitu sang pejabat naik panggung, sesekali pecah gelak tawa karena kelakar dari sang pejabat yang menghangatkan suasana. Diawali dengan pembacaan pidato dari beliau yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama bergembira dan bersatu dalam perbedaan yang ada dilanjutkan dengan meniup alat musik tiup yang dibagikan. Acara ini resmi dibuka.

Di Republik Ngayogjazz perbedaan itu bukanlah seperti tembok yang keras dan memisahkan. Perbedaan tidak menghasilkan benturan tetapi justru peleburan. Bagi masyarakat Ngayogjazz, perbedaan itu seperti musik jazz. Semakin banyak perbedaannya maka akan menghasilkan musik yang semakin indah pula. Sama halnya dengan masyarakat, dengan adanya perbedaan akan semakin memperkaya kehidupan. Hidup pun menjadi semakin berwarna.

Berbeda itu satu hal yang tak bisa dihindari. Sekarang tinggal usaha kita memaknai perbedaan itu sebagai sebuah pijakan untuk menghargai keberagaman, sehingga yang tercipta adalah harmoni. Tanpa pandang tua atau muda, hitam atau putih, kurus atau gemuk, semuanya larut dalam kebahagiaan atas keberagaman yang dimiliki. Hari baru berganti malam dan perhelatan Ngayogjazz 2015 masih berlangsung, perayaan keberagaman pun masih belum usai. Mari merayakannya bersama Ngayogjazz di Desa Pandowoharjo!

Leave a Reply