WARTA

12
Nov

Belajar dan Berbagi Bersama Rekan-Rekan Komunitas Jazz Jogja, Lekasan Ngayogjazz 2019

Pada perayaan Ngayogjazz 2019 kali ini, rangkaian acara Lekasan dihelat untuk turut memeriahkan sebelum dimulainya pergelaran akbar di Padukuhan Kwagon lho Honn. Hari senin (11/11) sedulur jazz dari Komunitas Jazz Yogyakarta, JazzMbenSenen, mengadakan sesi berbagi dengan rekan-rekan komunitas yang dimoderatori oleh Harly Yoga Pradana (HYP). Beberapa nama seperti Reagina Maria, Danny Eriawan, Giovanni Goria, Paulus Neo, Daniel Ryan, dan Yosafat Windrawanto digandeng untuk membagikan ilmu dan juga keahlian dalam bermusik kepada para peserta yang hadir. 

Yoga, sebagai moderator, mengungkapkan sesi berbagi kali ini mengambil tema jam session dan hari senin menjadi rangkaian kelima atau terakhir. Dalam sesi berbagi ini, rekan-rekan komunitas mengajarkan ilmu tidak hanya secara musikal tetapi juga non-musikal. Dari segi non-musikal, pemirsa yang hadir diajak untuk belajar cara untuk mengapresiasi dan juga berinteraksi dengan rekan-rekan komunitas. Sama seperti acara JazzMbenSenen yang jarak antara pemirsa dan penampil begitu dekat dan tidak ada sekat, hal ini diharapkan mampu menjadi sarana komunikasi bagi keduanya.

Untuk segi musikal, sesi berbagi ini mengajarkan para musisi atau mereka yang memiliki minat di dunia musik, untuk berani terlebih dahulu. Berani untuk tampil dan ikut dalam jamming session. Yoga menilai bahwa hal ini mampu membentuk mentalitas di atas panggung. Selain dari segi mentalitas, interaksi yang terjadi di jamming session mampu untuk mengasah kepekaan dan kemampuan. Tak lupa, hal ini juga mampu menyinergikan satu sama lain sehingga mampu menciptakan harmoni yang asik. ‘Mendengar, mendengar, mendengar, mendengar, mendengar, memahami lalu respon’, inilah kunci terpenting dari jamming session yang diungkapkan oleh Yoga yang juga terlibat aktif di komunitas. Menurut Yoga, ada fungsi edukasi dan juga pembentukan karater yang bisa didapatkan melalui jamming session. Ada pun gol besar yang yang dibayangkan adalah mampu menciptakan keharmonisan dalam masyarakat melalui proses bermusik ini.

Ternyata yang ikut sesi berbagi ini ruame lho Honn, kurang lebih sekitar 40 orang hadir untuk turut serta. Tidak hanya dari teman-teman komunitas tetapi juga di luar lingkaran tersebut. Tentu momen ini juga dimanfaatkan tidak hanya untuk berbagi, tetapi juga mampu memberikan ruang belajar dan persamaian bagi bibit-bibit baru untuk tumbuh. Namun proses untuk menyemai bibit baru di dalam komunitas memang tidak mudah lho Honn, hal ini pun diakui oleh Yoga. Perbedaan generasi membuat cara komunikasi yang terjadi di dalam komunitas menjadi berbeda, oleh karena itu menjadi satu tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

Yoga, secara personal, pun berharap bahwa nantinya komunitas ini akan berkelanjutan bahkan hingga anaknya nanti tumbuh dewasa. ‘Kalau bisa everlasting lah’, ungkapnya. Bagi Yoga komunitas telah membentuknya, tidak hanya dalam hal bermusik tetapi juga secara karakter. Sebagai ruang belajar, kemampuannya secara individu diasah, kepekaannya dibangun, dan juga jaringan yang didapatkannya menjadi investasi yang berharga.

Setelah acara sesi berbagi, kemudian dilanjutkan dengan penampilan beberapa penampil yang nantinya juga turut memeriahkan Ngayogjazz 2019. NU, Berdua Saja, Tricotado, Prima, Titisari, Doni Kurniawan Project, Total Perkusi, Dexter serta penampilan spesial dari Rio Febrian turut memeriahkan lekasan malam tadi. Jadi sudah semakin siap untuk menyambut pergelaran Ngayogjazz 2019 kali ini Honn? Jangan lewatkan, masih ada satu lagi Lekasan yang akan berlangsung tanggal 15 November 2019, pukul 16.00 di Tugu Pal Putih. Jangan sampai ketinggalan ya Honn!