WARTA

15
Nov

Lekasan Tradisi, Manasi Sebelum Aksi Esok Hari!

Senja, menjadi pengawal dimulainya hari menurut kepercayaan orang Jawa dan momentum ini juga digunakan untuk memulai satu acara rangkaian Ngayogjazz 2019. Kali ini di dusun Kwagon, setelah prosesi jumatan usai, pagelaran budaya ditampilkan secara spesial dalam rangka kolaborasi dengan Festival Bambu Sleman.

Siapa yang tidak mengenal Jathilan, seni tari khas yang berasal dari Jawa? Terinspirasi dari tari perang, Jathilan menjadi hiburan yang ditunggu oleh masyarakat khususnya Dusun Kwagon. Pangggung yang tidak terlalu besar menjadikan pagelaran terasa intim. Ada perasaan ngeri-ngeri sedap karena berada di pinggiran sungai persis, tetapi itu tidak membuat antusiasme masyarakat sekitar berkurang. 

Terhitung sekitar lebih dari 30 orang mengitari panggung tersebut. Mereka saling berdempetan, bersinggungan bahu dengan bahu, dan menyaksikan penampilan dari sanggar tari kuda lumping Mudha Wirama. Wadah seni tari tradisional yang beranggotakan rekan-rekan dari berbagai generasi ini memamerkan tari kuda lumping penuh totalitas. Lha pripun? Sanggar ini memamerkan tarian kuda lumping selama 4 jam tanpa henti. Tidak heran jika suara musik dari para penari dan pemain instrumen ini mengundang banyak warga sekitar untuk datang ke arah sumber bunyi. 

Layaknya sebuah mesin yang harus dipanasi sebelum terpakai untuk berkendara, Jathilan juga menjadi salah satu pintu masuk yang mengawali pagelaran jazz tahunan yang digelar di desa ini. Jathilan menyampaikan pesan kepada masyarakat dusun Kwagon bahwa Festival Bambu Sleman telah dimulai dan Jazz Desa sudah tinggal menghitung jam. Sebuah pemanasan apik sebelum dimulainya pagelaran akbar esok hari. Mari datang Honn!

Leave a Reply