WARTA

16
Nov

SLAMETAN DAN DAHAR KEMBUL BERSAMA SEMUA ELEMEN PENDUKUNG NGAYOGJAZZ 2018

Sepeda dan motor nampak terjajar rapih di lapangan voli Gilangharjo, beberapa orang bahkan sudah duduk sembari berbincang di atas tikar yang telah tergelar rapi di depan panggung Jagabaya. Diterangi oleh cahaya dari panggung, di atas tikar telah disiapkan tumpeng dengan ubo rampe-nya dan juga ingkung ayam utuh serta dua sisir pisang yang akan menjadi bagian dari acara Slametan di Gilangharjo (16/11). Ada beberapa momen menarik yang terjadi selama Slametan belum resmi dimulai, salah satunya adalah beberapa sesepuh desa yang mengajak selfie rombongan penampil asal Belanda.

Mendekati pukul 20.30, para undangan nampak sudah mulai memadati tikar yang tergelar memanjang. Teh dan snack pun telah dibagikan secara merata, acara Slametan resmi dimulai dengan pembukaan dari Pak Supri, selaku Pamong dan Budayawan Desa Gilangharjo, kemudian dilanjutkan sepatah dua patah kata dari bapak Pardiyono, selaku Lurah Desa Gilangharjo yang mengharapkan supaya segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik. Lantas kesempatan diberikan kepada perwakilan Ngayogjazz

Djaduk Ferianto, selaku perwakilan dari Ngayogjazz, menegaskan beberapa poin penting termasuk mengajak semua yang terlibat untuk menjadi tuan rumah yang baik. Selain itu semua elemen yang terlibat diajak untuk turut serta membangun peradaban baru pada wilayah kebudayaan, yang nantinya dapat mengajak semua yang hadir untuk melihat serta belajar budaya yang ada. Dalam hal ini mengajak pengunjung untuk mengenali lebih dekat serta memahami budaya yang ada di Gilangharjo.

Sebelum memasuki acara potong tumpeng, terlebih dahulu warga bersama dengan semua perangkat pendukung Ngayogjazz memanjatkan doa, memohon untuk kelancaran dan berkah, yang dipimpin langsung oleh Kyai Desa Gilangharjo. Doa-doa yang dipanjatkan seperti layaknya sebuah iringan saxophone yang kemudian terasa familiar ditelinga rekan-rekan dari Belanda. Beberapa kali mereka pun turut serta dalam iringan doa yang khusyuk namun penuh irama dengan mengetukkan jemari mereka. Kolaborasi pun telah dimulai bahkan sebelum Ngayogjazz bergulir.

Puncaknya, pemotongan tumpeng dilakukan oleh Djaduk Ferianto dan diberikan kepada Senapati Ngayogjazz, Andreas Praditya, sebagai simbol supaya acara berjalan dengan baik di bawah nahkoda senapati dan dapat bertanggung jawab penuh melaksanakan tugas yang diemban. Rangkaian Slametan akhirnya ditutup dengan dahar kembul bersama semua yang menjadi bagian yang akan jamming session bersama di Ngayogjazz 2018. Sudah siap untuk kemeriahaan Ngayogjazz 2018 Honn? Kami tunggu kehadiran sedulur jazz semuanya di Gilangharjo!